Rabu, 20 April 2011

Manusia Menurt Allport

Allport lebih optimis mengenai kodrat manusia daripada pandangan dari Freud. Ia memperlihatkan suatu keharuan yg luar biasa terhadap manusia. Pengalaman-pengalaman pribadinya kelak tercemin dalam pandangan-pandangan teroritisnya tentang kodrat kepribadian manusia. Kodrat manusia yang diutarakan Allport adalah positif, penuh harapan dan menyanjung-nyajung. Allport tidak percaya bahwa orang-orang yang matang dan sehat dikontrol dan dikuasai oleh kekuatan-kekuatan tak sadar- kekuatan-kekuatan yang tidak dapat dilihat dan dipengaruhi. Ia percaya bahwa kekuatan-kekuatan tak sadar itu merupakan pengaruh-pengaruh yang penting pada tingkah laku orang dewasa yang neuritis. Orang-orang yang neuritis terikat atau terjalin erat pada pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak..
2. perkembangan proparium sebagai dasar perkembangan kepribadian yang sehat
proparium berkembang dari masa bayi samapi masa remaja melalui tujuh tingkat diri. Proparium merupakan suatu syarat munculnya kepribadian yang sehat. 7 tingakt tersebut adalah:
 diri jasmaniah
 identitas diri
 harga diri
 perluasan diri
 gambaran diri
 diri sebagai pelaku rasional
 perjuangan proparium
sudah dikatakan bahwa proparium berkembang dari masa bayi hingga msa rmaja oleh sebab itu kegagalan atau kekecewaan yang berat pada setiap tingakat akan melumpuhkan penampilan tingkat-tingkat berikutnya serta menghambat integrasi harmonis dari tingkat-tingkat dalam proparium. Dengan demikian masa kanak-kanak merupakan masa yang paling penting dalam perkembangan kepribadian yang sehat.
3. cirri-ciri kepribadian yang sehat menurut Allport
ada 7 kriteria kepribadian yang sehat:
 Perluasan perasaan diri.
Ketika diri berkembang, maka diri itu meluas menjangkau banyak orang dan benda. Mula-mula diri berpusat pada individu. Kemudian ketika pengalaman bertumbuh maka diri bertambah luas meliputi nilai-nilai dan cita-cita yang abstrak.
 Hubungan Diri yang Hangat dengan Orang-orang Lain
Allport membedakan dua macam kehangatan dalam hubungan dengan orang-orang lain :
-Kapasitas suntuk keintiman. Mampu memperlihatkan keintiman (cinta) terhadap orang tua, anak, partner, teman akrab. Hasil dari kapasitas keintiman dalah suatu perluasan diri yang berkembang baik. Orang mengungkapkan partisipasi otentik dengan orang yang dicintainya dan memperhatikan kesejahteraannya. Cinta dari orang yang sehat adlah tanoa syarat, tidak melumpuhkan atau mengikat.
- Kapasitas untuk perasaan terharu
Orang yang sehat memiliki kapsitas untuk memahami kapasitas untuk memahami kesakitan-kesakitan, penderitaan-penderitaan, ketakutan-ketakutan, kegagalan-kegagalan yang merupakan ciri kehidupan manusia.
 Keamanan emosional
Keprbadian sehat juga mampu menerima emosi-emosi manusia, sehingga emosi-emosi ini todak menggangu aktivitas-aktivitas antarpribadi.
 Persepsi realistis
Orang-orang yang sehat memandang dunia mereka secara objektif. Orang-orang yang sehat tidak perlu percaya bahwa orang-orang lsin satau situasi-situasi semuanya jahat atau baik manurut suatu prasangka pribadi terhadap realitas. Mereka menerima realitas sebagaimana adanya.
 Keterampilan–keterampilan dan tugas–tugas
Keberhasilan dalam pekerjaan menunjukkan perkembangan keterampilan-keterampilan dan bakat-bakat tertentu suatu tungkatan kemampuan. Menggunakan keterampilan itu secara ikhlas, antusias, melibatkan dan menempatka diri sepenuhnya terhadap pekerjaan kita.
 Pemahaman diri
Orang yang memiliki suatu pemahaman diri yang tinggi tidak mungkin memproyeksikan kualitas pribadinya yang negative kepada orang lain. Orang yang matang akan menjadi hakim yang saksama terhadap orang orang lain., dan dapat diterima dengan lebih baik oleh orang lain.
 Filsafat hidup yang mempersatukan
Allport menekankan bahwa nilai-nilai adalah sangat penting bagi perkembangan suatu filsafat hidup yang mempersatukan. Individu dapat memilih yang berhubungan dengan dirinya sendiri atau mungkin nilai itu luas dan dimiliki oleh banyak orang
4. Perkembangan kepribadian self menurut Rogers
Rogers mengembang suatu metode tarapi yang berpusat pada Klien dimana metode ini menempatkan tanggung jawab utama terhadapa perubahan kepribadian pada klien. Metode ini menganggap bahwa individu yang terganggu memiliki suatu tingkat kemampuan dan kesadaran tertentu. Apabila orang-orang bertanggung jawab terhadap kepribadian mereka sendiri dan mampu memperbaikinya, maka mereka harus menjadi makhlik yang sadar dan rasional. Rogers percaya bahwa orang-orang dibimbing oleh persepsi sadar mereka sendiri tentang diri mereka dan dunia sekitar mereka bukan oleh kekuatan-kekuatan tak sadar yang tidak dapat mereka control.
Menurut Rogers, manusia yang sadar dan rasional tidak dikontrol oleh perisiwa masa kanak-kanak akan tetapi masa sekarang dan bagaimana kita memandangnya bagi kepribadian yang sehat adlah jauh lebih penting daripada masa lampau.
5. Peranan positif regards dalam kepribadian individu menurut Rogers
Positive regards merupakan suatu kebutuhan yang memaksa dan merembes, dimiliki semua manusia. Terutama pada anak, dia terdorong untuk mencari positive regards. Jika dia tidak mendapatkannya dari ibu. Maka anak akan mengharapkan bimbingan tingkah laku dari orang lain, bukan dari dirinya sendiri. Karena sudah kecewa, positive regards akan semakin menguat. Anak akan mengerahkan energi dan pikirannya. Bekerja keras untuk mendapatkan positive regards dengan mengorbankan aktualisasi dirinya. Karena anak mengembangkan sikap–sikap conditional positive regards maka dia menginternalisasikan sikap–sikap ibu. Maka sikap – sikap ibu diambil alih anak itu dan diterapkan kepada dirinya.
6. ciri-ciri orang yang berfungsi sepenuhnya
 Keterbukaan pada Pengalaman
Orang yang berfungsi sepenuhnya seseorang bebas untuk mengalami semua perasaan dan sikap. Setiap pendirian dan perasaan yang berasal dari dalam dan dari luar disampaikan ke system syaraf organisme tanpa distorsi atau rintangan. Memiliki kepribadian yang fleksibel, tidak hanya menerima pengalaman dalam kehidupan tetapi juga dapat menggunakannya dalam membuka kesempata–kesempatan persepsi atau ungkapan baru.
 Kehidupan Eksistensial
Orang yang berfungsi sepenuhnya setiap pengalaman segar dan baru, seperti belum pernah ada. Adanya kegembiraan karena selalu terbuka ke[ada setiap pengalaman. Kepribadian ini tidak kaku dan tidak dapat diramalkan. Setiap pengalaman merupakan suatu struktur yang dapat berubah dengan mudah sebagai respon pengalaman yang berikutnya.
 Kepercayaan Terhadap Organisme Orang Sendiri
Orang yang berfungsi sepenuhnya dapat bertindak menurut impuls–impuls yang muncul seketika dan intuitif. Tingkah laku yang spontanitas dan kebebasan. Memiliki jalan masuk untuk mengambil keputusan pada situasi tertentu. Semua faktor yang relevan diperhitungkan dan dipertimbangkan sehingga dapat diambil keputusan yang memuaskan semua segi situasi dengan sangat baik.
 Perasaan Bebas
Orang yang berfungsi sepenuhnya memiliki kepribadian yang bebas untuk memilih dan bertindak, tanpa adanya paksaan dan rintangan antara alternative pikiran dan tindakan. Serta memiliki suatu perasaan berkuasa secara pribadi mengenai kehidupan dan percaya bahwa masa depan tergantung pada dirinya.
 Kreativitas
Orang yang berfungsi sepenuhnya sangat kreatif. Sebagaimana dikemukakan Rogers bahwa mengungkapkan diri mereka sebagai produk yang kreatif dan kehidupan yang kreatif dalam semua bidang. Bertingkah laku spontan, berubah, bertumbuh, dan berkembang sebagai respons atas stimulus–stimulus kehidupan yang beraneka ragam.

HAKIKAT MANUSIA MENURUT ISLAM

Manusia diciptakan Allah Swt. Berasal dari saripati tanah, lalu menjadi nutfah, alaqah, dan mudgah sehingga akhirnya menjadi makhluk yang paling sempurna yang memiliki berbagai kemampuan. Oleh karena itu, manusia wajib bersyukur atas karunia yang telah diberikan Allah Swt.
Manusia menurut pandangan al-Quran, al-Quran tidak menjelaskan asal-usul kejadian manusia secara rinci. Dalam hal ini al-Quran hanya menjelaskan mengenai prinsip-prinsipnya saja. Ayat-ayat mengenai hal tersebut terdapat dalam surat Nuh 17, Ash-Shaffat 11, Al-Mukminuun 12-13, Ar-Rum 20, Ali Imran 59, As-Sajdah 7-9, Al-Hijr 28, dan Al-Hajj 5.
Al-Quran menerangkan bahwa manusia berasal tanah dengan mempergunakan bermacam-macam istilah, seperti : Turab, Thien, Shal-shal, dan Sualalah. Hal ini dapat diartikan bahwa jasad manusia diciptakan Allah dari bermacam-macam unsure kimiawi yang terdapat dari tanah. Adapun tahapan-tahapan dalam proses selanjutnya, al-Quran tidak menjelaskan secara rinci. Manusia yang sekarang ini, prosesnya dapat diamati meskipun secara bersusah payah. Berdasarkan pengamatan yang mendalam dapat diketahui bahwa manusia dilahirkan ibu dari rahimnya yang proses penciptaannya dimulai sejak pertemuan antara permatozoa dengan ovum.
Ayat-ayat yang menyebutkan bahwa manusia diciptakan dari tanah, umumnya dipahami secara lahiriah. Hal ini itu menimbulkan pendapat bahwa manusia benar-benar dari tanah, dengan asumsi karena Tuhan berkuasa , maka segala sesuatu dapat terjadi.
Akan tetapi ada sebagian umat islam yang berpendapat bahwa Adam bukan manusia pertama. Pendapat tersebut didasarkan atas asumsi bahwa:
Ayat-ayat yang menerangkan bahwa manusia diciptakan dari tanah tidak berarti bahwa semua unsure kimia yang ada dalam tanah ikut mengalami reaksi kimia. Hal itu seperti pernyataan bahwa tumbuh-tumbuhan bahan makanannya dari tanah, karena tidak semua unsur kimia yang ada dalam tanah ikut diserap oleh tumbuh-tumbuhan, tetapi sebagian saja. Oleh karena itu bahan-bahan pembuk manusia yang disebut dalam al-Quran hanya merupakan petunjuk manusia yang disebut dalam al-Quran , hanya merupakan petunjuk dimana sebenarnya bahan-bahan pembentuk manusia yaitu ammonia, menthe, dan air terdapat, yaitu pada tanah, untuk kemudian bereaksi kimiawi. Jika dinyatakan istilah “Lumpur hitam yang diberi bentuk” (mungkin yang dimaksud adalah bahan-bahan yang terdapat pada Lumpur hitam yang kemudian diolah dalam bentuk reaksi kimia). Sedangkan kalau dikatakan sebagai tembikar yang dibakar , maka maksudnya adalah bahwa proses kejadiannya melalui oksidasi pembakaran. Pada zaman dahulu tenaga yang memungkinkan terjadinya sintesa cukup banyak dan terdapat di mana-mana seperti panas dan sinar ultraviolet.
Ayat yang menyatakan ( zahir ayat ) bahwa jika Allah menghendaki sesuatu jadi maka jadilah ( kun fayakun ), bukan ayat yang menjamin bahwa setiap yang dikehendaki Allah pasti akan terwujud seketika. Dalam hal ini harus dibedakan antara kalimat kun fayakun dengan kun fa kana. Apa yang dikehendaki Allah pasti terwujud dan terwujudnya mungkin saja melalui suatu proses. Hal ini dimungkinkan karena segala sesuatu yang ada didunia juga mengalami prosi yang seperti dinyatakan antara lain dalam surat al-A’la 1-2 dan Nuh 14.
Jika diperhatikan surat Ali Imran 59 dimana Allah menyatakan bahwa penciptaan Isa seperti proses penciptaan Isa seperti proses penciptaan Adam, maka dapat menimbulkan pemikiran bahwa apabila isa lahir dari sesuatu yang hidup, yaitu maryam, maka Adam lahir pula dari sesuatu yang hidup sebelumnya. Hal itu karena kata “tsumma” yang berarti kemudian, dapat juga berarti suatu proses.
Perbedaan pendapat tentang apakah adam manusia pertama atau tidak, diciptakan langsung atau melalui suatu proses tampaknya tidak akan ada ujungnya karena masing-masing akan teguh pada pendiriannya. Jika polemik ini senantiasa diperpanjang, jangan-jangan hanya akan menghabiskan waktu dan tidak sempat lagi memikirkan tentang status dn tugas yang telah ditetapkan Allah pada manusia al-Quran cukup lengkap dalam memberikan informasi tentang itu.
Untuk memahami informasi tersebut secara mendalam, ahli-ahli kimi, biologi, dan lain-lainnya perlu dilibatkan, agar dalam memahami ayat-ayat tersebut tidak secara harfiah. Yang perlu diingatkan sekarang adalah bahwa manusia oleh Allah, diharapkan menjadi khalifah ( pemilih atau penerus ajaran Allah ). Status manusia sebagai khalifah , dinyatakan dalam al-baqarah 30. kata khalifah berasal dari kata khalafa yakhlifu khilafatan atau khalifatan yang berarti meneruskan, sehingga kata khalifah dapat diartikan sebagai pemilih atau penerus ajaran Allah. Kebanyakan umat Islam menerjemahkan dengan pemimpin atau pengganti, yang biasanya dihubunkan dengan jabatan pimpinan umat islam sesudah Nabi Muhammad saw wafat , baik pimpinan yang termasuk khulafaurrasyidin maupun di masa Muawiyah-‘Abbasiah.
Perlu diingat bahwa istilah khalifah pernah dimunculkan Abu bakar pada waktu dipercaya untuk memimpin umat islam. Pada waktu itu beliau mengucapkan inni khalifaur rasulillah, yang berarti aku adalah pelanjut sunah rasulillah. Dalam pidatonya setelah diangkat oleh umat islam, abu bakar antara lain menyatakan “selama saya menaati Allah, maka ikutilah saya, tetapi apabila saya menyimpang , maka luruskanlah saya”. Jika demikian pengertian khalifah, maka tidak setiap manusia mampu menerima atau melaksanakan kekhalifahannya. Hal itu karena kenyataan menunjukkan bahwa tidak semua orang mau memilih ajaran Allah.
Dalam penciptaannya manusia dibekali dengan beberapa unsure sebagai kelengkapan dalam menunjang tugasnya. Unsur-unsur tersebut ialah : jasad ( al-Anbiya’ : 8, Shad : 34 ). Ruh (al-Hijr 29, As-Sajadah 9, Al-anbiya’ :91 dan lain-lain); Nafs (al-Baqarah 48, Ali Imran 185 dan lain-lain ) ; Aqal ( al-Baqarah 76, al-Anfal 22, al-Mulk 10 dan lain-lain); dan Qolb ( Ali Imran 159, Al-Ara’f 179, Shaffat 84 dan lain-lain ). Jasad adalah bentuk lahiriah manusia, Ruh adalah daya hidup, Nafs adalah jiwa , Aqal adalah daya fakir, dan Qolb adalah daya rasa. Di samping itu manusia juga disertai dengan sifat-sifat yang negatif seperti lemah ( an-Nisa 28 ), suka berkeluh kesah ( al-Ma’arif 19 ), suka bernuat zalim dan ingkar ( ibrahim 34), suka membantah ( al-kahfi 54 ), suka melampaui batas ( al-‘Alaq 6 ) suka terburu nafsu ( al-Isra 11 ) dan lain sebagainya. Hal itu semua merupakan produk dari nafs , sedang yang dapat mengendalikan kecenderungan negatif adalah aqal dan qolb. Tetapi jika hanya dengan aqal dan qolb, kecenderungan tersebut belum sepenuhnya dapat terkendali, karena subyektif. Yang dapat mengendalikan adalah wahyu, yaitu ilmu yang obyektif dari Allah. Kemampuan seseorang untuk dapat menetralisasi kecenderungan negatif tersebut ( karena tidak mungkin dihilangkan sama sekali ) ditentukan oleh kemauan dan kemampuan dalam menyerap dan membudayakan wahyu.
Berdasarkan ungkapan pada surat al-Baqarah 30 terlihat suatu gambaran bahwa Adam bukanlah manusia pertama, tetapi ia khalifah pertama. Dalam ayat tersebut, kata yang dipakai adalah jaa’ilun dan bukan khaaliqun. Kata khalaqa mengarah pada penciptaan sesuatu yang baru, sedang kata ja’ala mengarah pada sesuatu yang bukan baru,dengan arti kata “ memberi bentuk baru”. Pemahaman seperti ini konsisten dengan ungkapan malaikat yang menyatakan “ apakah engkau akan menjadikan di bumi mereka yang merusak alam dan bertumpah darah?” ungkapan malaikat tersebut memberi pengertian bahwa sebelum adam diciptakan, malaikat melihat ada makhluk dan jenis makhluk yang dilihat adalah jenis yang selalu merusak alam dan bertumpah darah. Adanya pengertian seperti itu dimungkinkan, karena malaikat tidak tahu apa yang akan terjadi pada masa depan, sebab yang tahu apa yang akan terjadi dimasa depan hanya Allah.
Dengan demikian al-Quran tidak berbicara tentang proses penciptaan manusia pertama. Yang dibicarakan secara terinci namun dalam ungkapan yang tersebar adalah proses terciptanya manusia dari tanah, saripati makanan, air yang kotor yang keluar dari tulang sulbi, alaqah, berkembang menjadi mudgah, ditiupkannya ruh, kemudian lahir ke dunia setelah berproses dalam rahim ibu. Ayat berserak, tetapi dengan bantuan ilmu pengetahuan dapat dipahami urutannya. Dengan demikian, pemahaman ayat akan lebih sempurna jika ditunjang dengan ilmu pengetahuan.
Oleh karena al-Quran tidak bicara tentang manusia pertama. Biarkanlah para saintis berbicara tentang asal-usul manusia dengan usaha pembuktian yang berdasarkan penemuan fosil. Semua itu bersifat sekedar pengayaan saint untuk menambah wawasan pendekatan diri pada Allah. Hasil pembuktian para saintis hanya bersifat relatif dan pada suatu saat dapat disanggah kembali, jika ada penemuan baru. Misalnya, mungkinkah penemuan baru itu dilakukan oleh ulama islam?.
 Persamaan dan perbedaan manusia dengan makhluk lain
Dibanding makhluk lainnya manusai mempunyai kelebihan-kelebihan. Kelebihan-kelebihan itu membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Kelebihan manusia adalah kemampuan untuk bergerak dalam ruang yang bagaimanapun, baik didarat, dilaut, maupun diudara. Sedangkan binatang bergerak diruang yang terbatas. Walaupun ada binatang yang bergerak didarat dan dilaut, namun tetap saja mempunyai keterbatasan dan tidak bisa melampaui manusia. Mengenai kelebihan manusia atas makhluk lain dijelaskan surat al-Isra’ ayat 70.
Disamping itu, manusia diberi akal dan hati, sehingga dapat memahami ilmu yang diturunkan Allah, berupa al-Quran menurut sunah rasul. Dengan ilmu manusia mampu berbudaya. Allah menciptakan manusia dalam keadaan sebaik-baiknya (at-Tiin : 95:4). Namun demikian, manusia akan tetap bermartabat mulia kalau mereka sebagai khalifah ( makhluk alternatif ) tetap hidup dengan ajaran Allah ( QS. Al-An’am : 165 ). Karena ilmunya itulah manusia dilebihkan ( bisa dibedakan ) dengan makhluk lainny.
Jika manusia hidup dengn ilmu selain ilmu Allah, manusia tidak bermartabat lagi. Dalam keadaan demikian manusia disamakan dengan binatang, “mereka itu seperti binatang ( ulaaika kal an’aam ), bahkan lebih buruk dari binatang ( bal hum adhal ). Dalam keadaan demikian manusia bermartabat rendah ( at-Tiin : 4 ).
 Sesi pertanyaan
1. Manusia pada dasarnya diciptakan dimuka bumi ini sebagai khalifah, apabila manusia tidak pernah menjadi pemimpin apakah menyalahkan hakikat sebagai manusia? Dan mengapa sampai bisa orang itu mabuk atau membunuh ?( Tryan Erlangga )
2. Kenapa al-Quran tidak menjelaskan secara rinci asal-usul kejadian manusia, tetapi al-Quran hanya menjelaskan prinsip-prinsip seperti apa yang dijelaskan oleh al-quran tentang manusia? ( Siti Anisa )
3. Kenapa makhluk gaib memiliki kelebihan yang lain tetapi manusia tidak bisa seperti itu ? dan apakah dajal dapat disebut sebagai khalifah ? ( Mega Cari )
4. Kenapa zahir ayat yang menyatakan bahwa allah itu menghendaki sesuatu jadi maka jadilah ( kun fayakun ), bukan ayat yang menjamin bahwa setiap yang dikehendaki allah pasti akan terwujud seketika ? ( Rizal Taufik )
5. Adakah ilmu selain dari ilmu Allah ? ( Rida Dwi Maharani )
6. Apakah matematika, ilmu pengetahuan sosial, fisika termasuk ilmu Allah ? ( Dimas Ramadani )
 Jawaban
1. Sebetulnya manusia hanya meneruskan ajaran allah dan manusia itu berada dalam posisi di tengah-tengah manusia bisa menjadi positif dan manusia bisa menjadi negatif dan semua itu kembali pada dirinya masing-masing, tidak ada penentuannya dan manusia sendiri yang menentukan dia bisa menjadi pemimpin yang baik itu dengan tingkah laku dan segalanya yang dia perlihatkan. Orang bisa jahat karena kurang keimanan dan ketakwaannya pada allah swt.
2. Karena dalam Al-Quran hanya menjelaskan prosesnya saja, hal tersebut bisa terungkap “ Kemudian Kami jadikan dia ( Adam ) , dan Allah meniupkan padanya ruhNya dan Allah menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati namun sedikit sekali antara kamu bersyukur”. ( As-Sajadah : 9 ) dan terungkap juga surat Nuh : 17, Ash-Shafaat : 11, Al-Mukminuun : 12-13, Ar-rum : 20, Ali Imran : 59, As-Sajadah : 7-9, Al-Hijr : 28, dan Al-Hajj : 5.
3. Sebenarnya manusia itu sudah diberi kelebihan dan manusia juga sebagai makhluk yang mulia dimata Allah dibanding dengan makhluk lainnya. Tidak akan ada Dajal yang menjadi khalifah,karena tidak meneruskan ajaran Allah. Dan dajjal sebagai tanda akan terjadinya kiamat kubro dan dia akan keluar untuk menandakan akan datangnya kiamat tersebut.
4. Karena segala sesuatu yang dikehendaki Allah akan terwujud dan terwujudnya mengalami proses. Misalnya: pertemuan antara permatozoa dengan ovum akan menghasilkan bayi. Sebelum bayim itu lahir kedunia mengalamin beberapa tahap atau proses seperti diberikannya ruh, dan pembentukan-pembentukan bentuk tubuh. Dan contoh lain adalah buah mangga bisa ada dengan cara pada pohon itu terjadi bunga dan dari bunga baru menghasilkan buah.
5. Tidak ada ilmu selain ilmu Allah,maksudnya hanya ilmu-ilmu yang bermanfaat dan ilmu tersebut menuju ajaran Allah Swt,oleh sebab itu apabila ada ilmu yang menjadikan manusia jauh dari ajaran Allah maka itu disebut bukan ilmu Allah. contohnya Animisme, Dinamisme, ilmu Santet, dan semua ilmu sesat.
6. Termasuk apabila dengan belajar matematika, ilmu pengetahuan sosial maupun fisika tersebut kita dapat mengenal dan mendekatkan diri pada Allah.

Peran Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen sumber daya manusia (MSDM) adalah fungsi yang berhubungan dengan mewujudnya hasil tertentu melalui kegiatan orang-orang. Hal ini berarti bahwa sumber daya manusia berperan  penting dan dominan dalam manajemen.
MSDM mengatur dan menetapkan program kepegawaian yang mencangkup masalah-masalah sebagai berikut:
  1. Menetapkan jumlah, kualitas dan penempatkan tenaga kerja yang efektif sesuai dengan kebutuhan perusahaan berdasarkan job description, job specification, job requirement, dan job evaluation.
  2. Menetapkan penarikan, seleksi, dan penempatan karyawan berdasarkan asas the right man in the right place dan the right man in the right job.
  3. Menetapkan program kesejahteraan, pengembangan, promosi dan pemberhentian
  4. Meramalkan permintaan dan penawaran sumber daya manusia pada masa yang akan datang
  5. Memperkirakan keadaan perekonomian pada umumnya dan perkembangan perusahaan pada khususnya.
  6. Memonitor dengan cermat undang-undang perburuhan dan kebijaksanaan pemberian balas jasa perusahaan-perusahaan sejenis
  7. Memonitor kemajuan teknik dan perkembangan serikat buruh
  8. Melaksanakan pendidikan, latihan dan penilaian prestasi karyawan
  9. Mengatur mutasi karyawan baik vertikal maupun horisontal
  10. Mengatur pensiun, pemberhentian dan pesangaonnya.
Peran MSDM diakui sangat menentukan bagi terwujudnya tujuan, tetapi untuk memimpin unsur manusia ini sangat sulit dan rumit.
Tenaga kerja manusia selain mampu, cakap, dan terampil, juga tidak kalah pentingnya kemauan dan kesungguhan mereka untuk bekerja efektif dan efisien. Kemampuan karyawan dan kecakapan kurang berarti jika tidak diikuti moral kerja dan kedisiplinan karyawan dalam mewujudkan tujuan.

Apa itu Personal Brand

Personal Branding adalah merupakan kunci untuk membangun dan menghasilkan jutaan orang-orang yang profesional. Personal brand digunakan sebagai alat untuk membentuk pandangan orang lain kepada diri anda. Apabila personal branding digunakan dengan benar, dengan kreativitas, perencanaan, dan konsistensi, maka dapat dipastikan anda akan memiliki suatu merek pribadi yang dapat membantu anda melakukan tiga hal:
(1) Membangun nama dan memberikan gambaran kepribadian anda pada orang lain, dimana dari kedua hal tersebut akan memberikan gambaran yang memang dibutuhkan dari anda. (2) Memberikan ketertarikan dan penjelasan yang lebih jelas dan bisa menguntungkan klien. (3)Membantu Anda mempertahankan klien anda, bahkan ketika bisnis sedang berjalan lambat bagi orang lain.
Anda tidak akan bisa bersaing dalam kompetisi yang ada dan berharap klien mengetuk pintu dan membayar anda. Perlu suatu kelebihan yang lebih menonjol dalam persaingan. Sehingga personal brand digunakan bukan sebagai gambaran seunik apa anda, tetapi siapa anda? Fokuslah pada “siapakah diri anda?”, dan biarkan klien anda menilai dan melihat siapa anda. Itulah bagaimana personal brand memberikan kelebihan bagi anda di mata klien.
Banyak sekali bidang profesional seperti kontraktor, dokter, akuntan, personal trainer, motivator, arsitek, konsultan, dan lain-lain, dari setiap bidang akan memiliki banyak tenaga profesional dan semua itu akan menjadi pesaing anda dalam perebutan kepercayaan dan penilaian klien terhadap anda. Jika anda menguasai suatu bidang keahlian, maka anda perlu personal brand untuk membuatnya lebih kuat di bandingkan dengan yang lain.
Anda adalah bisnis anda. Klien tidak melihat anda karena bentuk bisnis anda dan sebagus apa kantor anda, tetapi karena sesuatu yang lebih menarik mereka dan membuat mereka percaya pada kemampuan dan keahlian anda, kemudian mereka akan memilih untuk bekerja dengan anda. Permasalahannya adalah dikarenakan personal branding merupakan siapa diri anda, dan anda adalah bisnis anda sendiri, maka semua tergantung bagaimana anda mengelola dan menghabiskan banyak waktu untuk membangunnya.
Beberapa hal penting terkait dengan personal brand adalah:

Personal brand is you

Hal yang sangat perlu diperhatikan dalam membangun personal branding adalah “Personal Brand is you”, sehingga yang terpenting adalah memberikan gambaran pada klien atau orang lain tentang dua hal yaitu:
  1. Siapa diri anda
  2. Apa kemampuan anda
Personal branding anda adalah gambaran dan pikiran klien terhadap diri anda. Hal ini menggambarkan tentang nilai, kepribadian, keahlian, dan kualitas diri anda di bandingkan dengan competitors.

Personal brand is promise

Personal branding akan dapat menimbulkan suatu bentuk harapan dalam pikiran orang lain tentang apa yang akan mereka dapatkan ketika mereka bekerja dengan Anda. Jika anda telah memiliki target pasar dalam personal branding, maka pasti akan ada promise yang anda berikan berdasarkan apa brand anda pada target pasar. Promise inilah yang harus anda penuhi pada target pasar agar mereka selalu ingin untuk bekerja bersama anda.
Personal brand is relationship
Personal brand adalah suatu hubungan yang dapat memberikan pengaruh pada klien atau prospek anda. Kemampuan dan penguasaan anda dalam suatu atribut akan mempengaruhi besarnya pengaruh yang bisa anda berikan pada mereka. Misalnya, jika ada teman baik anda mengatakan anda harus berhenti merokok karena hal ini dapat merusak kesehatan, tentu anda tidak akan mendengarnya. Berbeda jika seorang dokter spesialis yang mengatakannya langsung pada anda, maka anda akan menganggapnya hal ini merupakan masalah yang serius. Mengapa hal ini bisa terjadi? Tentu disebabkan oleh adanya kekuasaan dan keahlian dalam bidang kesehatan bagi seorang dokter spesialis dibandingkan dengan teman anda.

Decision Making, Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan (decision making) dapat diartikan sebagai sebuah proses dimana anggota organisasi memilih mengambil tindakan tertentu sebagai respon terhadap peluang atau masalah yang dihadapi.
Pengambilan keputusan sebagai respon terhadap peluang bertujuan untuk menghasilkan keuntungan dan manfaat bagi organisasi tersebut. Sedangkan pengambilan keputusan sebagai respon terhadap masalah, tentu saja, bertujuan untuk mengatasi masalah atau hambatan yang mengancam kinerja organisasi.
Tipe-tipe Pengambilan Keputusan (Decision Making)
Terlepas dari apakah pengambilan keputusan itu bertujuan untuk memanfaatkan peluang atau mengatasi masalah, terdapat dua jenis pengambilan keputusan yang mendasar, yaitu non-Programmed Decision Making dan Programmed Decision Making.

1. Programmed Decision

Seringkali situasi yang dihadapi oleh pengambil keputusan dalam sebuah organisasi merupakan situasi yang sudah pernah terjadi sebelumnya dan muncul kembali secara berulang-ulang. Untuk menghadapi situasi tersebut, organisasi menggunakan apa yang disebut Performance Program, yaitu sebuah prosedur standar dan terstruktur dalam pengambilan keputusan ketika menghadapi situasi tertentu. Pengambilan keputusan seperti inilah yang disebut dengan Programmed Decision.
Programmed Decision memungkinkan pengambil keputusan untuk mengambil keputusan secara cepat tanpa harus mencari informasi, mempertimbangkan alternatif, dan berbagai hal lainnya yang memakan waktu. Meski demikian, manajer harus waspada kapan saatnya menyesuaikan Performance Program karena organisasi harus dapat berespon terhadap lingkungan yang dinamis dan berubah-ubah.
Performance Program yang efektif dipakai saat ini misalnya, mungkin tidak efektif lagi untuk dipakai dua tahun mendatang. Contohnya adalah penetapan gaji pegawai, prosedur penerimaan pegawai baru, prosedur kenaikan jenjang kepegawaian dan sebagainya.
2.Non-Programmed Decision Making
Pengambilan keputusan yang merespon terhadap sebuah situasi baru yang belum pernah dihadapi sebelumnya disebut sebagai non-programmed decision making. Pengambilan keputusan tipe ini mengharuskan pengambil keputusan mencari informasi sebanyak-banyaknya untuk dapat mengambil keputusan yang terbaik diantara alternatif-alternatif yang ada. Mengingat lingkungan bisnis masa kini yang terus berubah-ubah dengan cepat dan penuh dengan ketidakpastian, manajer akan banyak menghadapi non-Programmed Decision.
Situasi non-programmed decision tertentu yang terjadi secara berulang-ulang dapat dikembangkan menjadi Programmed Decision apabila manajer cermat dan mampu membuat Performance Program yang tepat. Contohnya adalah pengalokasian sumber daya-sumber daya organisasi, penjualan yang merosot tajam, pemakaian teknologi yang modern dan sebagainya.

Teknik-Teknik Decision Making

Jika sebelumnya kita telah mengenal pengertian dan tipe dari decision making (pengambilan keputusan), maka kali ini kita akan membahas mengenai apa saja teknik-teknik dari pengambilan keputusan (decision making). Berikut adalah tujuh macam teknik pengambilan keputusan dari Manktelow, 2003 :
Pareto Analysis
Pareto Analysis adalah teknik yang cukup sederhana karena teknik ini membantu kita untuk menyelesaikan masalah yang penting untuk diselesaikan terlebih dahulu. Teknik ini menggunakan prinsip Pareto yang ide utamanya adalah mengerjakan 20% kerja dan menghasilkan 80% keuntungan dari seluruh pekerjaan . Langkah-langkah dalam melakukan teknik Pareto Analysis :
  1. Buatlah daftar masalah yang sedang dihadapi atau pilihan-pilihan yang ada.
  2. Jika memiliki banyak masalah, kelompokkan sesuai besar kecilnya.
  3. Berikan skor yang tepat untuk masing-masing kelompok.
  4. Selesaikan kelompok yang mempunyai skor yang paling tinggi.
Pareto Analysis tidak hanya menunjukkan masalah mana yang paling penting dan harus diselesaikan terlebih dahulu. Hal ini juga menunjukkan kepada kita mengenai berat ringannya suatu masalah.
Paired Comparison Analysis
Paired Comparison Analysis membantu kita memecahkan masalah yang relatif lebih penting daripada yang lainnya. Teknik ini berguna, ketika kita tidak mempunyai data-data yang objektif mengenai masalah yang sedang kita hadapi. Analisis ini memudahkan kita untuk memilih masalah yang paling penting untuk diselesaikan atau memilih solusi yang memberikan keuntungan paling besar.
Dalam menggunakan teknik ini, bandingkan tiap pilihan yang ada dengan pilihan lain, satu per satu. Untuk setiap perbandingan tentukan dua pilihan yang paling penting. Lalu berikan skor yang menunjukkan seberapa penting pilihan tersebut. Setelah itu, kita bisa menggabungkan semua perbandingan diatas sehingga tiap pilihan memiliki derajat kepentingan. Langkah-langkah dalam melakukan Paired Comparison Analysis :
  1. Buatlah daftar mengenai hal apa yang akan dibandingkan. Berikan huruf untuk tiap pilihan.
  2. Buat tabel dengan model baris dan kolom.
  3. Hitamkan bagian tabel dimana kita akan membandingkan dua hal yang sama. Biasanya terdapat di diagonal dari tabel tersebut.
  4. Hitamkan juga bagian tabel dimana kita akan menemui perbandingan mengenai hal yang sama pada bagian yang lain. Biasanya bagian ini berada di bawah garis diagonal.
  5. Pada bagian yang tersisa, bandingkan pilihan yang ada pada baris dengan pilihan yang ada pada kolom. Untuk tiap sel putuskan hal mana yang lebih penting. Tandai dengan huruf untuk pilihan yang lebih penting dalam tiap sel-nya. Serta berikan nilai pada perbedaan tingkatan kepentingannya yang berkisar antara 0 (tidak ada perbedaan) sampai 3 (sangat berbeda).
  6. Terakhir, gabungkan hasilnya dengan menjumlahkan nilai total untuk setiap pilihan. Kita dapat juga merubah nilai tersebut ke dalam bentuk persentase.
Decision Trees
Decision Trees merupakan salah satu teknik yang akan membantu kita untuk memilih beberapa jalan untuk bertindak. Teknik ini memberi kita struktur yang mempunyai tingkat efektifitas tinggi. Teknik ini memudahkan kita untuk menyusun pilihan-pilihan yang ada dan sekaligus kita dapat melihat outcome yang mungkin akan didapatkan apabila kita mengambil pilihan tersebut. Selain itu dengan teknik ini kita dapat melihat apa yang nantinya akan menjadi keuntungan dan kerugian dari apabila kita mengambil suatu pilihan tertentu. Langkah-langkah dalam menggambar Decision Trees :
  1. Mulai Decision Trees dengan membuat keputusan yang perlu dibuat. Gambar persegi kecil untuk menunjukkan keputusan tersebut. Gambarlah persegi tersebut di sebelah kiri dari satu lembar kertas yang cukup lebar.
  2. Dari kotak tersebut, gambarkan garis ke arah kanan. Sepanjang garis ini dituliskan solusi yang kiranya mungkin untuk menyelesaikan masalah tersebut. Biarkan garis tersebut sepanjang mungkin, sehingga kita bisa memperluas ide kita.
  3. Ujung setiap garis tersebut dianggap sebagai hasilnya. Apabila hasil dari pengambilan keputusan tersebut kurang meyakinkan, maka gambarkan lingkaran kecil di ujungnya. Namun apabila hasilnya merupakan keputusan lain yang perlu kita buat, maka gambarkan persegi lagi. Persegi disini menggambarkan sebuah keputusan, dan lingkaran menggambarkan hasil atau outcome yang kurang meyakinkan. Tuliskan keputusan dan faktor-faktor tersebut diatas persegi ataupun lingkaran tadi.
  4. Awali dari persegi keputusan yang baru pada diagram, gambarkan garis yang merepresentasikan pilihan yang akan diambil. Dari lingkaran, gambarkan garis yang merepresentasikan hasil yang memungkinkan. Tuliskan lagi keterangan pada garis tersebut mengenai apa yang dimaksudkan. Lanjutkan mengerjakan hal tersebut hingga akan ada banyak hasil dan keputusan yang mungkin diambil.
PMI
PMI merupakan kepanjangan dari “Plus/Minus/Implications”. Teknik ini adalah sebuah teknik pengambilan keputusan yang penting. Ketika kita telah memilih sebuah tindakan, kita harus mengamati perkembangan situasi. Mungkin, ada kalanya, tidak melakukan apa-apa merupakan keputusan terbaik yang ada.
Langkah-langkah dalam melakukan teknik PMI :
  1. Gambarkan tabel dengan bagian paling atas tabel bertuliskan “Plus”, “Minus”, dan “Implications”. Pada kolom di bawah “Plus” tuliskan apa saja hal positif yang akan didapatkan ketika mengambil keputusan tersebut. Pada kolom di bawah “Minus” tuliskan apa saja hal negatif yang akan didapatkan ketika mengambil keputusan tersebut. Sedangkan pada kolom “Implications” tuliskan apa saja yang menjadi dampak dan hasil yang memungkinkan dari pengambilan keputusan tersebut, baik positif maupun negatif.
  2. Apabila keputusan masih belum bisa diambil, maka kita bisa memberikan penilaian untuk menunjukkan seberapa pentingnya item tersebut. Berikan skor yang tepat untuk masing-masing pilihan. Penilaian yang diberikan merupakan penilaian yang cukup subjektif.
  3. Bila telah selesai memberikan penilaian jumlahkan skor yang didapatkan pada kolom “Plus”,  “Minus” dan  “Implications”. Nilai positif yang tinggi menunjukkan tindakan yang seharusnya diambil, namun apabila nilai negatif yang tinggi menunjukkan bahwa tindakan tersebut sebaiknya dihindari.
Force Field Analysis
Analisa ini merupakan suatu metode yang cukup efektif untuk melihat faktor-faktor apa saja yang kiranya mendukung ataupun bertolak belakang dengan rencana yang kita ambil. Apabila kita telah mengambil suatu keputusan, maka analisa ini bisa kita gunakan untuk mengidentifikasi perubahan yang akan kita buat untuk mendapatkan hasik yang lebih baik. Langkah-langkah dalam melakukan teknik Force Field Analysis :
  1. Buatlah daftar mengenai hal-hal apa saja yang mendukung perubahan tersebut dalam satu kolom, dan daftar mengenai apa saja yang melawan atau bertolak belakang dengan perubahan tersebut di kolom yang lainnya.
  2. Berikan penilaian untuk masing-masing daftar tersebut, dari nilai 1 (lemah) hingga 5 (kuat).
  3. Gambarkan diagram yang menunjukkan kekuatan untuk mendukung dan melawan perubahan tersebut.
Six Thingking Hats
Analisis ini merupakan analisis yang baik untuk melihat efek dari keputusan yang diambil dari berbagai sisi. Teknik yang dikemukakan oleh Edward de Bono ini memaksa kita untuk keluar dari cara kita berpikir yang biasa dan membantu kita untuk mendapatkan suatu situasi yang lebih pasti.
Dalam teknik ini kita diminta untuk melihat masalah dengan memakai enam topi dengan warna yang berbeda. Pada tiap-tiap warna dari topi tersebut mempunyai ketentuannya masing-masing. Enam warna topi tersebut antara lain :
White Hat
Pada topi warna putih ini kita diminta untuk fokus pada data-data yang telah tersedia. Kita diminta untuk melihat informasi yang kita punyai dan bagaimana kita mempelajarinya. Disini kita diminta untuk menganalisis tren-tren yang telah lalu dan memperhitungkan bagaimana nantinya.
Red Hat
“Memakai” topi merah kita diminta untuk melihat masalah menggunakan intuisi, emosi dan perasaan kita. Selain itu juga mencoba untuk berpikir bagaimana apabila orang lain bereaksi secara emosional. Mencoba untuk mengerti bagaimana respon yang individu lain yang tidak sepenuhnya mengerti mengenai alasan kita.
Black Hat
Menggunakan topi hitam ini, kita diminta untuk melihat hal-hal buruk dari suatu keputusan yang diambil. Hal ini ditujukan agar kita lebih berhati-hati dan mampu mempertahankan diri.
Yellow Hat
Topi kuning membantu kita untuk berpikir secara positif. Dengan topi ini kita diminta untuk melihat keuntungan yang akan didapatkan dari suatu keputusan. Topi kuning ini membantu kita untuk terus berjalan walau keadaan sedang buruk dan sulit.
Green Hat
Green Hat mengajak kita untuk berpikir lebih kreatif. Dimana kita dapat mengembangkan solusi-solusi yang kreatif untuk suatu masalah. Disini kita diminta untuk mencari apakah ada cara alain yang lebih bagus.
Blue Hat
Blue Hat mengajarkan kita untuk melihat bagaimana proses yang sedang berjalan. Pada bagian ini kita diajak untuk melihat apa yang akan kita lakukan selanjutnya. Disini kita diminta untuk melakukan pengecekan semua proses dan hasil yang di dapatkan.
Cost/Benefit Analysis
Analisis ini merupakan analisis yang cukup simpel. Seperti yang namanya, dalam menggunakan analisis ini kita diminta untuk menjumlahkan semua nilai dari keuntungan yang diperoleh kemudian menguranginya dengan biaya-biaya yang lain.
Untuk menggunakan analisis ini, pertama tentukan seberapa banyak biaya yang akan dipakai untuk melakukan suatu perubahan. Kemudian hitung berapa keuntungan yang akan didapatkan dari itu semua. Dimana biaya dan keuntungan akan dibayarkan atau didapatkan sepanjang waktu. Rencanakan waktu dengan tepat sehingga semua biaya yang digunakan untuk melakukan perubahan bisa tergantikan dengan tepat sehingga semua biaya yang digunakan untuk melakukan perubahan bisa tergantikan dengan keuntungan yang diperoleh.

Pengertian Organization Design

Desain Organisasi (Organization Design) adalah proses penentuan bagaimana organisasi harus terstruktur dan berfungsi. Pengelolaan orang dalam organisasi terus-menerus menimbulkan pertanyaan seperti, siapa melakukan apa? Bagaimana seharusnya kegiatan dikelompokkan bersama? Apa garis dan sarana komunikasi yang perlu dibentuk? Bagaimana seharusnya orang akan dibantu untuk memahami peran mereka dalam hubungannya dengan tujuan organisasi dan peran rekan-rekan mereka?
Apakah kita harus melakukan segala sesuatu dan apa yang kita tidak harus lakukan? Bagaimana kita bisa mencapai tingkat yang wajar? Perlukah kita memiliki berbagai tingkatan dalam manajemen dalam suatu organisasi? Bagaimana kita bisa mengatasi “dilema organisasi” dari Huczynski dan Buchanan (2007), yang berarti bagaimana menyelesaikan ketidaksesuaian antara kebutuhan dan aspirasi individu di satu sisi, dan tujuan organisasi di sisi yang lain?
Ini adalah pertanyaan yang melibatkan orang-orang spesialis HR, dimana mereka memiliki kapasitas untuk membantu kegiatan bisnis dalam mendapatkan sumber daya manusia yang terbaik. HR profesional harus mampu memberikan kontribusi pada proses desain organisasi atau mendesain ulang, seperti yang dijelaskan di bawah ini, karena mereka memiliki pemahaman tentang faktor yang mempengaruhi perilaku organisasi dan karena mereka berada dalam posisi untuk memiliki pandangan menyeluruh mengenai bagaimana mengatur organisasi.
Proses Organisasi (The process of organizing)
Organisasi ada untuk mencapai tujuan. Mereka melakukan ini melalui upaya-upaya kolektif dari orang-orang yang bekerja dengan mereka. Proses pengorganisasian dapat digambarkan sebagai desain, pengembangan dan pemeliharaan sistem kegiatan terkoordinasi dimana individu-individu dan kelompok masyarakat bekerja sama di bawah kepemimpinan. Kata kunci dalam definisi adalah ‘sistem’. Organisasi adalah sistem yang, yang dipengaruhi oleh lingkungan mereka, berisi serangkaian praktek atau kegiatan yang berinteraksi untuk mencapai tujuan.
Proses pengorganisasian dapat melibatkan grand design atau mendesain ulang semua struktur organisasi. Organisasi bukan sesuatu hal yang statis atau tetap. Perubahan terus terjadi dalam bisnis itu sendiri, di lingkungan dimana bisnis beroperasi, dan pada orang-orang yang bekerja dalam bisnis ini.  Tidak ada yang namanya organisasi yang ideal. Yang paling yang dapat dilakukan adalah mengoptimalkan proses yang terlibat dalam organisasi, mengingat bahwa struktur apa pun yang berkembang akan bergantung pada kondisi organisasi.
Hal yang penting untuk diingat adalah bahwa organisasi terdiri dari orang yang bekerja secara bersama-sama. Pada tingkat manajerial, organisasi mungkin harus disesuaikan agar sesuai dengan kekuatan tertentu dan atribut orang-orang yang tersedia. Hasilnya mungkin tidak sesuai dengan ideal, tetapi lebih baik dari pada struktur yang mengabaikan unsur manusia.
Semua pasti menginginkan memiliki struktur yang ideal dalam organisasi, jika perlu dirubah untuk memenuhi keadaan tertentu maka harus dirubah, asalkan ada kesadaran dari potensi masalah yang mungkin akan timbul. Hal ini mungkin tampak jelas, namun sering diabaikan oleh konsultan manajemen dan orang lain yang mengadopsi pendekatan doctrinaire approach, sehingga seringkali menjadi buruk.

Organization Guidelines (Pedoman Organisasi)

Ada beberapa pedoman organisasi yang layak diingat. Tetapi mereka tidak absolut. Relevansi mereka adalah bergantung pada keadaan. Metode lama telah muncul sejak lama, ketika classical principles of organization (line of command, span of control, dll) yang dirumuskan oleh Urwick (1947) yang dilihat sebagai satu-satunya dasar untuk desain organisasi.
Bagaimanapun prinsip ini terus dilakukan oleh banyak manajer. Beberapa waktu yang lalu Lupton (1975) mengatakan bahwa: ‘Daya tarik dari desain klasik berdasarkan sudut pandang manajemen puncak adalah adanya kontrol manajer atas bawahan. Para manajer menganggap mereka berpikir secara rasional dan metode ini adalah sebuah pendekatan rasional. Tetapi sebelum jatuh ke dalam perangkap untuk percaya pada desain klasik, panduan berikut ini patut diingat dalam studi organisasi dan dapat membantu dalam mendiagnosis masalah:
Alokasi kerja
Pekerjaan yang harus dilakukan harus ditentukan dan dialokasikan untuk suatu fungsi, unit, departemen, tim kerja, kelompok proyek dan posisi individu. Terkait dengan jenis kegiatan harus dikelompokkan secara bersama. Akan ada pilihan untuk membaginya antara bekerja atas produk, proses, pasar atau wilayah geografis.
Diferensiasi dan integrasi
Sebagai Lawrence dan Lorsch (1969) menekankan, perlu untuk membedakan antara aktivitas yang berbeda dan harus dilakukan, tetapi juga diperlukan untuk memastikan bahwa kegiatan ini dilakukan secara terintegrasi, sehingga setiap orang dalam organisasi bekerja dengan tujuan yang sama.
Teamwork
Pekerjaan harus didefinisikan dan peran diuraikan dengan jelas sehingga terlihat mana jenis pekerjaan yang menunjukkan pentingnya kerja sama tim. Daerah di mana diperlukan kerja sama harus digarisbawahi. Organisasi harus dirancang dan dioperasikan sedemikian rupa untuk memfasilitasi kerjasama lintas batas departemen atau fungsional. Jika memungkinkan, tim mengelola diri secara mandiri dan diberikan tanggung jawab untuk menjalankan urusan mereka sendiri, termasuk perencanaan, penganggaran dan melatih pengendalian mutu.  Networking harus didorong dalam arti orang berkomunikasi secara terbuka dan informal dengan satu sama lain sebagai suatu kebutuhan. Hal ini diakui bahwa proses informal bisa lebih produktif daripada formal, seperti struktur bagan organisasi. Sebagai pemikir yang berpengaruh bagi manajemen, Mary Parker Follett (1924) menekankan, tugas utama manajemen adalah untuk mengatur situasi sehingga orang bekerjasama dengan sendirinya.
Flexibility
Struktur organisasi harus cukup fleksibel untuk merespon dengan cepat terhadap perubahan, tantangan dan ketidakpastian. Fleksibilitas harus ditingkatkan dengan pembentukan kelompok inti dan menggunakan part time, seperti pekerja kontrak atau sementara menangani tuntutan tambahan.
Role clarification
Orang harus jelas tentang peran mereka sebagai individu dan sebagai anggota tim. Mereka harus tahu apa yang mereka harus pertanggungjawabkan dan diberikan setiap kesempatan untuk menggunakan kemampuan mereka dalam mencapai tujuan yang mereka telah sepakati dan berkomitmen untuk itu. Peran profil harus digunakan untuk mendefinisikan area kunci tetapi tidak harus membatasi inisiatif dan tanggung jawab.
Desentralisasi
Otoritas untuk membuat keputusan harus didelegasikan sedekat mungkin dengan tempat tindakan sebagai pusat keputusan. Profit harus dibentuk sebagai unit bisnis strategis yang beroperasi dekat dengan pasar dan dengan tingkat otonomi yang cukup. Sebuah multiproduct atau bisnis pasar harus mengembangkan sebuah organisasi federal, dengan setiap entitas federasi menjalankan urusan sendiri, meskipun mereka akan dihubungkan bersama-sama dengan strategi bisnis secara keseluruhan.
De-layering
Organisasi harus disusutkan dengan menghilangkan lapisan manajemen yang berlebihan dan menjalankan pengawasan dalam rangka untuk meningkatkan fleksibilitas, memfasilitasi komunikasi lebih cepat, tanggap, memungkinkan orang untuk diberikan tanggung jawab yang lebih sebagai individu atau tim dan juga mengurangi biaya.

You Are Here: Home » Psikologi Industri Organisasi » Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Tujuan dari pemasaran adalah untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan pelanggan secara lebih baik dari pada pesaing. Perilaku konsumen merupakan studi tentang cara individu, kelompok, organisasi dalam menyeleksi, membeli, menggunakan, dan mendisposisikan barang, jasa, gagasan, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka.
Studi konsumen memberikan petunjuk untuk memperbaiki dan memperkenalkan produk atau jasa, menetapkan harga, perencanaan saluran, menyusun pesan, dan mengembangkan kegiatan pemasaran lain termasuk dalam mengetahui perilaku konsumen.
Pemasar harus sepenuhnya memahami teori maupun realitas perilaku konsumen, mencakup beberapa fakta penting tentang konsumen dan tren konsumen masa depan, seperti PT. Toyota-Astra Motor dengan mulai menganalisa pasar dengan perencanaan tren mobil keluarga ideal terbaik Indonesia.
Perilaku pembelian konsumen sebenarnya di pengaruhi oleh faktor-faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologis. Sedangkan faktor yang paling berpengaruh dan paling luas dan paling dalam adalah faktor budaya.
Faktor budaya
Budaya, sub-budaya, dan kelas sosial sangat penting bagi perilaku pembelian. Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku pembentuk paling dasar. Anak-anak yang sedang tumbuh mendapatkan seperangkat nilai, persepsi, preferensi, dan perilaku dari keluarga dan lembaga-lembaga penting lainnya.
Masing-masing budaya terdiri dari sejumlah sub-budaya yang lebih menampakkan identifikasi dan sosialisasi khusus bagi para anggotanya. Sub-budaya mencakup kebangsaan, suku, agama, ras, kelompok bagi para anggotanya. Ketika sub-budaya menjadi besar dan cukup makmur, perusahaan akan sering merancang program pemasaran yang cermat disana.
Faktor sosial
Selain faktor budaya, perilaku konsumen di pengaruhi oleh faktor-faktor sosial, seperti kelompok acuan, keluarga, peran, dan status sosial. Kelompok acuan terdiri dari semua kelompok yang memiliki pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku orang tersebut.
Keluarga meruapkan organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat dan para anggota keluarga menjadi kelompok acuan primer yang paling berpengaruh.
Peran dan status sosial seseorang menunjukkan kedudukan orang itu setiap kelompok sosial yang ia tempati. Peran meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan oleh seseorang. Masing-masing peran menghasilkan status.
Contoh, seorang yang memiliki peran sebagai manajer dan status yang lebih tinggi dari pegawai kantor, dimana ia juga memiliki banyak keluarga dan anak, tentu ia akan tertarik dengan produk mobil dari Toyota, karena ada kesesuaian antara kebutuhan dan keunggulan Toyota sebagai mobil keluarga ideal terbaik Indonesia, ia bahkan juga bisa membeli pakaian mahal dan juga keluarganya, membeli rumah besar untuk keluarganya dan lain-lain.
Faktor pribadi
Keputusan membeli juga di pengaruhi oleh karakteristik pribadi. Karakteristik tersebut meliputi usia dan tahap dalam siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, kepribadian dan konsep diri, juga nilai dan gaya hidup pembeli.
Psikologi
Titik awal untuk memahami perilaku konsumen adalah adanya rangsangan pemasaran luar seperti ekonomi, teknologi, politik, budaya. Satu perangkat psikologi berkombinasi dengan karakteristik konsumen tertentu untuk menghasilkan proses keputusan dan keputusan pembelian. Tugas pemasar adalah memahami apa yang terjadi dalam kesadaran konsumen antara datangnya rangsangan pemasaran luar dengan keputusan pembelian akhir. Empat proses psikologis (motivasi, persepsi, ingatan dan pembelajaran) secara fundamental, mempengaruhi tanggapan konsumen terhadap rangsangan pemasaran.

Masalah yang Dihadapi Setelah Bercerai

Seorang ibu dapat menjadi single mother akibat perceraian. Proses perceraian biasanya stressful dan bahkan traumatis bagi sebagian orang. Orang tua yang bercerai harus berhadapan dengan tantangan-tantangan yang meliputi kesepian dan isolasi, masalah-masalah keuangan, dan beban kerja yang berlebihan. Hurlock merangkum beberapa masalah yang dihadapi oleh orang-orang yang bercerai, baik pihak wanita maupun pria, seperti di bawah ini:
Masalah ekonomi
Setelah perceraian, suami maupun istri akan mengalami pengurangan pemasukan, karena penghasilan suami kini harus menafkahi dua rumah tangga. Sering, para wanita yang bercerai harus mencari pekerjaan untuk menyokong tunjangan yang mungkin diberikan suami, dan untuk memenuhi biaya hidup anak-anaknya.
Masalah praktis
Walaupun suami hanya membantu beberapa tugas rumah tangga sebelum perceraian, masalah ini pun dapat terjadi, karena kini istri harus bertanggung jawab sendiri terhadap semua pekerjaan rumah tangga.
Masalah psikologis
Baik pihak wanita maupun pria, setelah perceraian mereka cenderung merasakan perasaan-perasaan seperti perasaan tak menentu dan kehilangan identitas. Masalah-masalah ini lebih banyak terjadi pada wanita, yang tadinya mengasosiasikan identitasnya dengan identitas suaminya.
Masalah emosional
Pada banyak wanita, perasaan-perasaan seperti rasa bersalah, rasa malu, kebencian dan dendam, kemarahan, serta kecemasan terhadap masa depan biasanya menjadi sangat dominan dalam diri mereka, bahkan dapat mengubah kepribadiannya.

Masalah sosial

Wanita yang bercerai biasanya merasa ditinggalkan, dan menjadi ”terkunci” dalam dunia bersama anak-anak mereka. Kehidupan sosial mereka hanya terbatas pada aktivitas bersama kerabat dan teman-teman dari jenis kelamin yang sama.
Masalah karena kesepian
Ketika telah terbiasa berada dalam companionship dengan pasangan, wanita (dan pria) yang bercerai akan merasa kesepian ketika mereka kehilangan companionship dari seseorang yang memiliki nilai-nilai dan ketertarikan yang sama.
Masalah karena pembagian hak pengasuhan anak
Ketika hak pengasuhan anak dibagi kepada kedua orang tua setelah bercerai, masing-masing orang tua yang bercerai akan mengalami kesulitan dalam penyesuaian, baik terhadap diri mereka sendiri maupun anak-anak mereka. Masalah terjadi ketika misalnya, anak tidak patuh pada satu orang tua, setelah ia berada bersama orang tua yang lain.
Masalah seksual
Setelah bercerai, kedua belah pihak masing-masing akan merasa kekurangan aktivitas seksual yang biasa dilakukan, kecuali mereka menikah lagi segera setelah bercerai. Wanita yang memiliki anak biasanya akan kesulitan untuk memikirkan alternatif ini, sehingga interval waktu setelah bercerai dan menikah kembali (remarried) cenderung lebih panjang pada wanita daripada pria.
Masalah-masalah perubahan konsep diri
Tanpa memperhatikan pihak mana yang menimbulkan masalah yang mengakibatkan perceraian, kedua belah pihak biasanya akan merasakan rasa kegagalan karena pernikahan mereka tidak berhasil, dan merasakan perasaan benci atau dendam terhadap satu sama lain. Perasaan-perasaan ini, tanpa bisa dihindari, akan mewarnai konsep diri mereka yang mengarah kepada perubahan kepribadian.
Diharapkan dengan mengetahui beberapa masalah di atas, akan membantu mempersiapkan berbagai macam cara menghadapi kehidupan setelah perceraian. Walaupun perceraian akan menimbulkan masalah terutama anak, tetapi juga merupakan jalan bagi mereka yang memang membutuhkan perceraian sebagai solusi atas masalah mereka. Setiap orang berbeda-beda dan kita harus menghargai keputusan setiap orang.

TV sebagai Media Pendidikan

Upaya menjadikan TV sebagai media pendidikan telah dilakukan sejak dekade awal munculnya media itu. Pada 1932 State Universirty of Iowa mengembangkan tv pendidikan dalam bentuk sirkuit tertutup (close circuit). Kemudian New York University  bekerjasama dengan NBC pada 1938 mengujicoba penyelenggaraan siaran tv pendidikan.
Perkembangan yang pesat terjadi setelah Perang Dunia II, yakni dengan dibentuknya Joint Committee on Educational Television (JCET)  pada tahun 1950-an (Miarso:2004, h 415).
Sepuluh tahun kemudian keluar sejumlah laporan penelitian yang menunjukkan adanya pengaruh besar penggunaan media TV dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Almstead dan Graf (1960) melakukan penelitian terhadap siswa kelas 10 yang belajar tentang geometri. Mereka disuruh belajar lewat televisi saja, ternyata 85% di antara mereka lulus ujian New York Regent, dan 30% di antaranya mencapai skor lebih dari 90. Hasil itu setara dengan yang dicapai oleh mereka yang belajar di sekolah-sekolah biasa.
Tiga tahun kemudian, laporan yang dikeluarkan Dewan Sekolah Anaheim mempaparkan bahwa uji coba yang dilakukan di California menunjukkan bahwa dari 48 kasus yang diamati sebelum dan sesudah menonton tv, ternyata hasil dari kelompok yang menonton tv jauh lebih baik dibanding yang tidak menonton. Berdasarkan hasil penelitiannya pula, Chu dan Schramm (1967) menyimpulkan bahwa anak-anak dan orang dewasa belajar banyak dari televisi instruksional (Wilkinson: 1984 h.18-22).
Namun menjelang akhir millennium kedua, muncul kritik yang sifatnya mendekonstruksi keyakinan besarnnya pengaruh televisi terhadap peningkatan kualitas pendidikan. Menurut George Comstock dan timnya seperti dikutip oleh Postman, berdasarkan kajian atas 2.800 hasil studi yang bertopik sekitar pengaruh televisi terhadap tingkah laku, dan kemampuan kognitif, ternyata tidak ditemukan bukti yang mendukung pernyataan bahwa proses belajar dimudahkan jika informasi ditampilkan dalam setting dramatis sebagaimana ditampilkan oleh media tv. Postman bahkan berkesimpulan sangat ekstrim bahwa menonton tv tidaklah memperbaiki proses belajar, dan cenderung kurang mengembangkan kemampuan berpikir dalam tingkat kompleksitas yang tinggi (Postman, opcit. h. 159).
Dalam konteks sekarang, pendapat Postman agaknya yang paling mendekati realitas. Siaran TV memang menyiarkan banyak informasi, namun karena sifatnya hanya sekilas dengar dan pandang maka sedikit pula yang bisa mengendap dalam ingatan khalayak. Khalayak hanya memperoleh informasi secara sepotong-sepotong sehingga sulit untuk dijadikan dasar dalam mengambil kesimpulan. Realitasnya, siaran tv memang memperkaya kepemilikan informasi pada khalayak, namun teramat sedikit yang bisa dikutip dari siaran TV untuk referensi ilmiah. Hal itu membuktikan rendahnya otoritas program tv sebagai karya ilmiah. Sudah menjadi rahasia umum bahwa siaran televisi lebih banyak dipandang sebagai hiburan semata.
Di Indonesia, usaha untuk menyelenggarakan TV pendidikan sudah muncul sejak Repelita I (1969). Akan tetapi langkah konkret baru terlihat pada tahun 1978 dengan dibentuknya Pusat Teknologi Pendidikan dan Kebudayaan (Pustekomdikbud). Tersendat-sendatnya langkah ke arah itu disebabkan oleh sikap monopolistik TVRI. Pada 23 Nopember 1987, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI serta Pengajaran dan Ilmu Pengetahuan Belanda menandatangani naskah kerjasama tentang penggunaan teknologi pendidikan, dan salah satu poin pentingnya adalah dukungan pihak kerajaan Belanda bagi Indonesia untuk menyelenggarakan TV pendidikan. Sebagai tindak lanjut dari kesepakatan tersebut, pada Mei 1988 berhasil disepakati rencana induk  yang meliputi empat kategori kegiatan, yaitu (1) mediated instrucational system; (2) broadcasted Educational Program; (3) Instrucsional and Communication System Reseach; dan (4) Instrucational Development. Akan tetapi belum sampai program tersebut direalisasi sudah muncul inisiatif dari pihak swasta, yakni pengusaha Hardiyanti Rukmana yang lebih dikenal dengan sebutan Mbak Tutut berniat mendirikan Televisi Pendidikan Indonesia (TPI) sehingga televisi pendidikan yang menjadi program pemerintah justru tidak dapat direalisasi (Miarso: 2004).
Pada awal kemunculannya siaran TPI menggunakan fasilitas pemancar dan frekuensi milik TVRI. Program-program yang ditayangkan pun sebagian besar produksi Pustekomdikbud. Kenyataan itu memang terasa amat janggal mengingat pemerintah sendiri sebenarnya punya rencana mendirikan televisi pendidikan namun realisasinya justru oleh pihak swasta namun menggunakan sumber daya milik negara. Celakanya, dalam perjalanan waktu TPI berbelok arah dan menjadi televisi komersial yang kepemilikan sahamnya dikuasai oleh putri sulung penguasa Orde Baru, Soeharto.
Kegagalan TPI menjaga eksistensi sebagai televisi pendidikan memberikan preseden buruk bagi pihak lain yang ingin mendirikan televisi pendidikan, sekaligus meninggalkan citra negatif bahwa program-program televisi pendidikan sebagai hal yang membosankan dan tidak menarik untuk ditonton. Di tengah melemahnya minat pihak swasta untuk mendirikan televisi swasta, kini pihak Direktorat Jenderal Menengah dan Kejuruan (Dikmenjur) Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia giat merintis penyelenggaraan televisi pendidikan (TVE). Sayangnya, upaya itu tidak didukung oleh payung hukum yang memadai karena UU No.32 Tahun 2002 tentang Penyiaran tidak memberikan hak hidup bagi televisi pendidikan.

Management Trainee

Pada waktu sekarang ini banyak dan bahkan semua perusahaan membutuhkan sumber daya manusia yang tepat untuk posisi penting sebagai manajerial. Tetapi, adanya fenomena karyawan yang sering loncat dari satu perusahaan ke perusahaan yang lain membuat sebagian besar perusahaan tersebut mengalami kesulitan untuk memperoleh seorang manajer yang memang benar-benar mengerti tentang kondisi perusahaan. Bahkan, sepertinya investasi dalam bidang sumber daya manusia menjadi sia-sia karena hal itu.
Hal ini menyebabkan berbagai perusahaan melakukan sebuah terobosan baru untuk mendapatkan SDM yang tepat pada posisi manajerial. Program ini biasa disebut dengan management trainee. Tujuan management trainee sendiri adalah untuk mendapatkan pegawai yang benar-benar memiliki pengetahuan yang luas tentang kondisi perusahaan.
Jika kita mendengar sebuah program management trainee yang banyak digunakan sampai saat ini, maka persepsi kita akan membayangkan sebuah program karir jalan tol. Jalan tol disini adalah orang-orang yang ikut dalam program ini adalah orang-orang pilihan yang sengaja dipersiapkan untuk cepat mencapai posisi pimpinan perusahaan yang bersangkutan.
Pekerjaan bagi seorang management trainee tidak mudah, sebab mereka di pacu untuk dapat memahami kondisi perusahaan dalam waktu yang cepat. Pada umumnya mereka memulai karir dari bawah yaitu dari posisi staf, kemudian naik ke posisi supervisor, eksekutif, dan titik puncaknya pada posisi penting di perusahaan yaitu manajer.
Pertanyaan mendasarnya adalah sejauh mana kualifikasi calon MT agar mampu menjadi seorang MT yang memiliki kualitas bagi kebutuhan perusahaan? Sebab, tidak ada latar belakang pendidikan khusus untuk menjadi seorang MT. Tergantung perusahaan, posisi untuk bidang apa yang dibutuhkan.
Program management trainee adalah sebuah pengembangan untuk pegawai khusus yang masuk seleksi melalui sebuah jalur khusus. Walaupun khusus, tetapi mereka harus memiliki kriteria yang sangat tinggi, biasanya mereka yang memiliki indeks prestasi yang tinggi di atas 3.0, mereka juga harus memiliki pengalaman organisasi yang sangat baik dan juga penguasaan bahasa Inggris.
Hal ini akan berbeda para calon management trainee (MT) tidak memiliki minimum kriteria yang dibutuhkan perusahaan. Padahal mereka nantinya wajib mempunyai gambaran yang sangat lengkap tentang segala macam proses perusahaan dijalankann. Mereka juga harus mengetahui tentang sistem yang bekerja dalam sebuah divisi dan bagaimana setiap bagian dibawahnya saling berhubungan. Mereka juga harus memiliki problem solving yang tinggi baik dalam hal perbaikan sebuah divisi, keterkaitan antar divisi atau bagian-bagiannya dan juga mana-mana yang mampu untuk bekerja sama. Misalnya pada perusahaan asuransi yaitu untuk mendapatkan pegawai yang market oriented, efisien, dan memiliki pengetahuan yang sangat luas mengenai core business perusahaan. Pegawai seperti ini harus di dapatkan dalam waktu singkat.
Melihat tujuan dari management trainee adalah untuk mendapatkan manajer yang memahami kondisi bisnis perusahaan. Maka diperlukan sebuah program pelatihan selama kurang lebih satu tahun hingga dua tahun, tergantung perusahaan yang bersangkutan, untuk belajar dan memahami potensi dari masing-masing calon MT agar mampu untuk menjalankan perannya setelah bekerja.
Kebutuhan training sangat penting bagi MT, sebab mereka harus memiliki kriteria strandar yang memang dibutuhkan oleh perusahaan baik secara knowledge, skill, dan psikologis, termasuk mengenali potensi, sikap, komunikasi, dan lain-lain.
Diharapkan dengan mengikuti program training, para kandidat MT dapat meningkatkan potensi dirinya, sehingga mampu memberikan kontribusi bagi perusahaan dan menjalani profesinya sebagai seorang Management Trainee mulai dari level bawah sampai menduduki posisi manajerial di perusahaan.

Pencucian Otak Secara Psikologis

Beberapa waktu ini sempat heboh beberapa orang yang hilang atau bahkan telah mengalami pencucian otak dengan mengatasnamakan gerakan NII (Negeri Islam Indonesia). Ada beberapa dari mereka yang hilang, melakukan penipuan dan merekrut teman dekatnya untuk bergabung. Bahkan tidak heran kelompok ini sudah mencapai lebih dari dua ratus ribu anggota aktif dari tingkat RT sampai Daerah.
Tidak segan mereka juga membidik anak muda termasuk mahasiswa untuk masuk ke dalam kelompok ini. Salah satu cara yang sempat booming di kalangan media ada “pencucian otak”. Proses pencucian otak sendiri bisa dilakukan dengan cara memberikan sugesti dan merubah pola pikir target mereka.
Teknik pencucian ini sangat sederhana. Jika dilihat dari kajian psikologi maka tidak akan lepas dari beberapa faktor seperti attachment (kedekatan), konformitas kelompok, pencarian identitas, penanaman mindset dan nilai-nilai moral yang mudah diterima, seperti melalui jalan agama.
Pada awalnya mereka merekrut melalui orang terdekat, dimana orang-orang inilah yang memiliki kedekatan secara emosional. Ketika seorang target telah masuk dalam sebuah kelompok maka cara yang sangat mudah merubah mindset adalah dengan memanfaatkan konformitas kelompok. Konformitas kelompok tidak hanya bertindak atau bertingkah laku seperti yang orang lain lakukan tetapi juga terpengaruh bagaimana orang lain bertindak dalam sebuah kelompok.
Beberapa rekayasa bisa dilakukan, seperti membuat sebuah forum diskusi. Dimana sebetulnya, dalam diskusi tersebut ada beberapa orang yang saling mengenal dan sengaja berpendapat yang sama. Sehingga target rekrut tidak akan membantah satu pendapat karena semua anggota dalam diskusi setuju dengan apa yang dibicarakan. Hal ini akan lebih berpengaruh ketika pendapat itu memasukkan nilai-nilai moral yang mudah diterima. Pengaruh dari konformitas kelompok ini akan dapat bekerja dengan mudah.
Bukan hanya konformitas yang digunakan, tetapi bisa juga menggunakan efek dari emosi seseorang. Ketika orang merasa senang atau tertarik, maka secara tidak sadar orang akan lebih mudah menerima sesuatu. Bahkan mereka tidak segan untuk mau melakukannya lagi. Bila dalam sebuah diskusi awal telah membawa hal yang menarik, seru, dan heboh, maka akan terjadi sebuah diskusi yang lebih intens untuk memberikan masukan nilai-nilai dari kelompok di pertemuan berikutnya.
Terikhir, satu hal yang membuat kelompok ini lebih mudah menanamkan nilai-nilai mereka, yaitu melalui kalangan remaja, termasuk mahasiswa. Sebab dalam psikologi perkembangan, mereka masih dalam masa pencarian identitas diri (jati diri). Mereka akan lebih mudah menerima dan masuk dalam sebuah kelompok yang dapat memberikan mereka sebuah keyakinan, sebagai wujud jati diri mereka.
Cara-cara seperti inilah yang sebenarnya juga ada dalam kajian ilmu psikologi. Tidak ada salahnya untuk lebih bersikap kritis dan peka terhadap suatu keadaan, dimana kita dituntut untuk lebih bersikap kritis.

Permasalahan dan Kesalahan Pengukuran Psikologi

Apa yang dimaksud dengan kesalahan pengukuran? Secara umum, perbedaan antara aktual skor seseorang pada pekerjaan tertentu dengan nilai yang diperoleh disebut kesalahan pengukuran. Sebagai contoh, pada tes tertentu, kapasitas intelektual anak dihitung sebagai 115 tapi yang sebenarnya intelligence quotient (IQ) adalah 120. Kesalahan ini disebabkan uji yang digunakan tidak dapat diandalkan dan ini disebut kesalahan pengukuran.
Untuk membuatnya lebih jelas, mari kita pertimbangkan contoh lain. Dalam tes bahasa Bahasa Inggris, mahasiswa benar 70 dari 100, tetapi di lain tes bahasa Inggris, ia benar 50 dari 100. Hal ini disebabkan kesalahan baik dalam tes atau dalam pengukuran. Kesalahan Pengukuran dapat dilihat perbedaan skor hipotetis individu dan skor aktual yang diperoleh dia. Sejak penentuan skor hipotesis yang salah, semua pengukuran membawa unsur kesalahan.
Indirectness Pengukuran
Berbagai atribut psikologis dapat dilakukan penelitian dan pengukuran hanya dengan cara tidak langsung. Umumnya, proses-proses atribut psikologis dianggap akan dapat terukur jika bisa diturunkan menjadi perilaku terbuka, yang dianggap sebagai objektif atau mampu terukur secara empiris. Misalnya, jika peneliti tertarik dalam mengukur dimensi kepribadian subjek, maka itu adalah sesuatu yang tidak langsung tersedia untuk pengukuran seperti fisik-yang terlihat dan konkret untuk observasi dan dilakukan penilaian. Satu-satunya cara untuk mengukur itu adalah dengan memberikan tes psikologis yang berhubungan dengan kepribadiannya atau atribut psikologis lain. Hal ini membuat makna dan ruang lingkup pengukuran psikologis terbatas.
Kurangnya Absolute Zero
Absolute nilai nol, dalam hal pengukuran psikologis, berarti situasi di mana atribut yang diukur tidak ada. Nol mutlak tersedia dalam hal kuantitas fisik, seperti panjang, tapi sangat sulit untuk memutuskan dalam kasus atribut psikologis. Misalnya, seorang penyidik ingin mengukur rasa malu, atau mengatakan, sikap terhadap fashion, maka sangat sulit untuk mendefinisikan dan menemukan situasi di mana ada rasa malu atau tidak adanya sikap terhadap fashion.

Mengukur perilaku sederhana bukan perilaku kompleks

Dalam pengukuran psikologis, satu set lengkap yang terdiri dari berbagai dimensi perilaku tidak mungkin diukur dan kita hanya bisa mengambil sampel yang dipilih dengan cermat, kemudian memilih atribut tertentu untuk menilainya. Sebagai contoh, Weschler Intelligence Scale menggunakan 35 kata-kata dari kamus bahasa Inggris untuk menilai. Walaupun sampel dipilih hanya setelah memenuhi kriteria psikometri, seperti random, keterwakilan, dan sebagainya, selalu akan dipertanyakan kembali ketika mencapai kesimpulan tentang aspek perilaku yang diukur, bahwa hanya dengan mengukur sebagian kecil saja bisa menggeneralisasikan pada sebagian besar atas apa yang diukur.
Kurangnya Stimulus respon yang Cukup
Masalah lain yang dihadapi dalam pengukuran psikologis adalah membuat sebuah variabel yang cukup kuat dalam hal teori, yang sebenarnya relevan saat mempelajari atribut psikologis tertentu. Metode eksperimental adalah metode utama di balik keilmuan psikologi, dan sangat berat dalam menghadapi masalah ini. Selain itu, ini juga sangat sulit untuk menentukan tingkat yang relevan dalam menentukan ambang respon yang memadai untuk prediksi dari dimensi perilaku.
Ketidakpastian dalam keinginan individu untuk terlibat
Uji subyek sering memberikan respon yang tidak pasti dan pada umumnya menyembunyikan atribut yang sebenarnya diukur. Ketidakpastian mungkin timbul, baik karena kelalaian peneliti, atau kecerobohan dari subyek (s), atau juga karena variabel asing yang tidak terkendali. Meskipun peneliti dapat memperbaiki masalah tersebut dari ketidakpastian yang terlibat dengan ketat untuk mengikuti prinsip-prinsip penelitian ilmiah dan pengukuran, ia harus memperlakukan masalah ini dengan teliti.
Variabilitas Atribut Manusia
Berbagai atribut manusia, seperti kecerdasan, kepribadian, sikap, dan sebagainya, cenderung lebih bervariasi dari waktu ke waktu, dan kadang-kadang bahkan dari jam per jam saja cukup untuk menyediakan ruang untuk variasi tersebut. Atribut psikologis sangat dinamis dan mereka terus menerus mengalami organisasi dan reorganisasi. Untuk mengambil atribut tersebut berfluktuasi dalam hal jumlah yang tepat adalah benar-benar sebuah tugas berat. Selain itu, variabilitas ini bertindak sebagai ancaman terhadap validitas penelitian psikologis dan pengukurannya.
Masalah Kuantifikasi
Hal ini perlu dipertanyakan, apakah semua angka telah memenuhi syarat dan cukup mampu untuk menunjukkan semua atribut psikologis. Pengukuran kuantitatif memiliki keterbatasan sendiri karena segala sesuatu yang ada mungkin tidak selalu ada dalam jumlah tertentu, dan bahkan jika mungkin, kita merasa sulit untuk menetapkan jumlah ini pada jumlah yang tepat untuk menangkap makna dan esensi. Sebagai contoh, berbagai emosi seperti rasa jijik, kecemburuan, kesedihan, terkejut, dan sebagainya, sulit untuk diukur. peneliti mungkin merasa sulit untuk memutuskan berbagai tingkat untuk variabel yang dihitung, dan pilihan jumlah yang sesuai untuk tingkat tertentu.

Kesalahan Pengukuran

Kesalahan adalah sesuatu hal yang sangat alami. Bahkan dalam kehidupan kita sehari-hari, kita melakukan sejumlah kesalahan; beberapa di antaranya karena sifat kita mengalami perubahan dalam situasi mendadak atau adanya faktor kebetulan. Hal ini menunjukkan bahwa kesalahan adalah alami, karena tidak ada yang dapat ‘sempurna’ dalam dirinya sendiri. Meskipun kesalahan tidak dapat dihindari, mereka pasti bisa dikurangi hingga seminimum mungkin dengan mengambil tindakan pencegahan.
Hal yang sama berlaku untuk pengukuran-baik fisik, mental atau psikologis-meskipun kesalahan pengukuran dalam ilmu mental dan psikologi jauh lebih umum daripada di fisika karena sifat subjek relatif lebih kompleks. Kesalahan dalam pengukuran fisik dapat dihitung dengan angka matematika. Sebaliknya, untuk ilmu mental dan psikologi, baik pengukuran dan kesalahan pengukuran sulit untuk menilai karena selain karakteristik pribadi subjek, situasional dan faktor kesempatan juga mempengaruhi hasil. Kesalahan pengukuran dihitung oleh berbagai pengujian tindakan yang telah dilakukan.

Kenyataan tentang Diabetes

Dengan hampir 1 dari setiap 10 penduduk di AS menderita diabetes, kebanyakan antara kita
mengenal seseorang yang menderita penyakit ini.

Namun, tahukah Anda apa itu diabetes?

Apa itu Diabetes?
Diabetes adalah apabila tubuh tidak menghasilkan atau menggunakan cukup insulin (suatu hormon). Insulin membantu tubuh mengolah gula (atau glukosa) menjadi tenaga yang diperlukan oleh tubuh Anda.

Salah: Diabetes disebabkan oleh makan permen. Tidak benar. Makan permen tidak
mengakibatkan diabetes. Namun, kelebihan berat badan dan kurang giat dapat mengakibatkan Anda lebih mungkin menderita diabetes. Jenis diabetes yang paling umum (Tipe 2) dapat dicegah atau ditunda dengan gaya hidup yang sehat.

Salah: Diabetes hanya mempengaruhi darah Anda. Tidak benar. Diabetes dapat mempengaruhi hampir semua bagian tubuh Anda. Diabetes dapat mengakibatkan masalah lain jika tidak terkendali. Diabetes dapat mengakibatkan penyakit jantung atau serangan jantung, masalah penglihatan, kerusakan ginjal dan kehilangan kaki atau jari kaki. Hal-hal ini kurang mungkin terjadi jika Anda memastikan bahwa angka gula atau glukosa darah Anda
dalam kisaran normal (80-120).

Salah: Jika saya menderita diabetes, saya tidak bakal sehat lagi. Tidak benar. Kabar baik adalah bahwa penderita diabetes dapat hidup sehat dengan makan secara sehat, minum obat, melakukan gerak badan, tidak kelebihan berat badan dan berjumpa dengan penyedia perawatan kesehatan. Silakan berbicara dengan penyedia perawatan kesehatan Anda jika diabetes diwarisi dalam keluarga Anda, atau jika Anda mengalami:
• Penglihatan kabur
• Haus sekali
• Sering buang air kecil
• Kehilangan berat badan tanpa sebab
• Lemah atau capai

Pemerintah Didesak Hentikan UN

Pemerintah didesak mematuhi putusan Mahkamah Agung (MA) yang menyatakan Ujian Nasional (UN) harus ditinjau ulang hingga kualitas pendidikan merata dari Sabang sampai Merauke. Putusan MA telah diketok palu sejak 2 tahun lalu. Namun pemerintah tetap melaksanakan UN tahun ini.
“Bahwa pemerintah telah melakukan pembangkangan hukum yakni tidak mematuhi isi putusan pengadilan. Isi putusan itu telah menolak kasasi yang diajukan tergugat. Di PT menguatkan isi PN. Yang harus dilakukan adalah mematuhi putusan pengadilan negeri Jakpus,” kata Edi Gurning, salah satu aktivis ‘Aliansi Kobar’ dari LBH Jakarta saat meluncurkan Posko Pengaduan Ujian Nasional (UN) di Komnas HAM, Jl Latuharhari, Jakarta Pusat, Selasa (12/4/2011).
Para penolak UN mengutip putusan PN Jakpus bernomor 228/Pdt.G/2005/PN.Jkt.Pst, yang diketok 4 tahun lalu. Pengadilan memerintahkan kepada tergugat (pemerintah) meningkatkan kualitas guru, kelengkapan sarana dan prasarana sekolah, akses informasi yang lengkap diseluruh daerah di Indonesia sebelum mengeluarkan kebijakan pelaksanaan UN lebih lanjut.
Para tergugat (Presiden, Wapres, Mendiknas dan Badan Standar Nasional) telah lalai memberikan pemenuhan dan perlindungan HAM terhadap warga negaranya yang menjadi korban UN.
“Yang diberi perintah  itu Presiden, Wapres, Mendiknas dan Badan Standar Nasional Pendidikan. Kalau belum meningkatkan kualitas guru, kelengkapan sarana dan akses informasi yang lengkap, jangan dulu ada UN. Sangat tidak masuk akal, pendidikan di Papua diukur dengan alat ukur yang sama dengan pendidikan Jakarta,” jelas Gurning.
Gurning mengatakan, bila pemerintah tetap tidak melaksanakan UN 2011, para aktivis akan mendatangi PN Jakarta Pusat. Mereka akan meminta PN Jakpus mengeksekusi putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap.
“Kamis lusa kami akan meminta PN Jakpus segera mengeksekusi,” tandas Gurning yang diamini oleh berbagai elemen penolak UN seperti Muhammadiyah, LBH Jakarta, PMII, dan Ikatan Guru Indonesia.

Mengapa Sulit Tidur, Insomnia Kah?

Sulit tidur sudah pasti menggangu. Tubuh menjadi kurang segar, stamina menurun, dan aktifitas harian pun turut terimbas. Apa penyebab orang mengalami sulit tidur dan bagaimana cara mengatasinya?
Ibu Adinda gundah, dua minggu ini ia terjangkit insomnia. Saat dalam perjalanan pulang kerja ia merasa sungguh mengantuk namun sesampai di rumah ia tidak dapat menutup mata untuk tidur. “Ngantuk sih ngantuk tetapi saya tetap tidak bisa tidur, meskipun sudah baca buku, nonton tv, tetap nggak bisa tidur.” Keluh Bu Adinda.
Kita mungkin pernah mengalami apa yang diceritakan diatas, yakni apa yang dikenal sebagai insomnia atau susah tidur. Tetapi biasanya gangguan ini bersifat sementara, namun akan menjadi masalah besar jika tidak diatasi.
Setiap orang mempunyai kebutuhan lama tidur yang berbeda. Sebagian orang cukup dengan hanya tidur selama 4-5 jam saja setiap malam, bahkan ada yang minimal perlu 8 jam untuk tidur semalam. Insomnia sebenarnya bukan terkait dengan berapa lama anda tidur, tetapi yang lebih penting bagaimana kualitas tidur anda.
Gejala insomnia bisa dijelaskan sebagai berikut:
  1. Sukar untuk memulai tidur dan lama tidak bisa memejamkan mata.
  2. Mudah tertidur tetapi bangun terlalu pagi dan tidak bisa tidur kembali.
  3. Sering terbangun di tengah malam sehingga sering mengantuk di siang hari.
Penyebab umum yang terjadi:
  1. Stres di rumah atau tempat kerja
  2. Perubahan pola hidup, pindah rumah misalnya.
  3. Lingkungan yang ramai sehingga tidak nyaman untuk tidur
  4. Penyakit yang menyebabkan nyeri, sesak nafas atau sering buang air kecil
  5. Pertambahan usia
  6. Cemas dan depresi
Bagaimana cara mengatasi dan apa yang harus dilakukan?
  1. Usahakan untuk tidur pada jam yang sama setiap malam
  2. Pastikan tempat tidur nyaman dan suhu ruang sesuai kehendak
  3. Jangan memikirkan masalah kehidupan sehari-hari, sisihkan masalah anda.
  4. Olahraga ringan pada sore hari bisa membantu, tetapi jangan melakukanya saat sebelum tidur.
  5. Hindari minum kopi, alkohol, atau merokok sebelum tidur.
  6. Hindari kebiasaan tidur siang
  7. Jika masih tidak bisa tidur, jangan hanya berbaring dan mencemaskanya. Bangun untuk membaca buku, mendengarkan musik lembut, minum susu hangat, dan kemudian coba tidur kembali.
  8. Jika berlangsung setiap malam dan mengganggu aktifitas sehari-hari, hubungi dokter.

Dampak Psikologis HIV AIDS

AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) adalah sindrom dengan gejala penyakit infeksi oportunistik atau kanker tertentu akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh oleh infeksi HIV (Human Immunodeficiecy syndrome) yang akhirnya akan membawa kematian pada akhirnya.
Pada umumnya masyarakat tidak mengetahui secara memadai tentang pengertian penyakit HIV/AIDS. Pengetahuan tentang berbagai faktor yang menyebabkan penyakit HIV/AIDS misalnya, masyarakat umumnya juga kurang mengetahui secara rinci. Masyarakat hanya mengetahui penyebab penyakit HIV/AIDS, yang berasal dari perilaku seksual yang menyimpang.
Kosa kata atau istilah yang dipakai masyarakat untuk menyebut perilaku seksual yang menyimpang adalah “suka jajan”, “punya simpanan”, dan hubungan sesame jenis. Sementara itu juga ada yang mneyebut berasal dari alat suntik (yang tercemar virus HIV), dan yang lainnya menyebut tertular dari ibu yang sedang mengandung. Secara teoritis masih banyak kelompok yang beresiko terkena penyakit HIV/AIDS seperti orang yang bekerja ditempat-tempat hiburan, hotel, karaoke, orang yang sering bepergian jauh, dan sebagainya termasukorang yang tinggal di lokalisasi.
Sekitar 75-90 % pasien AIDS mengalami patologi otak dengan berbagai sindrome neuropsikiatri, pada 10 % pasien dengan infeksi HIV, komplikasi neuropsikiatri merupakan gejala utama. Pada pasien dengan infeksi HIV dan AIDS dapat ditemukan kelainan-kelainan psikiatri klasik seperti depresi, ansietas, psikosis dan lain-lain. Selain itu juga terdapat dampak psikososial yang dapat ditemukan pada pasien HIV/AIDS.
Ketika seseorang diberitahukan bahwa hasil tes HIV-nya positif, mereka dikonfrontasikan pada kenyataan bahwa mereka berhadapan dengan suatu keadaan terminal. Kenyataan ini akan memunculkan perasaan shock, penyangkalan, tidak percaya, depresi, kesepian, rasa tak berpengharapan, duka, marah, dan takut. Hal ini dapat menimbulkan kecemasan dan depresi.
Selama tahun-tahun awal di mana belum muncul gejala, stres akan berkurang. Tetapi, dengan berjalannya waktu di mana fungsi imun semakin menurun dan mulai ada tanda-tanda berhubungan dengan HIV seperti ruam-ruam kulit, penurunan berat badan, sesak napas, dan sebagainya, kecemasan serta depresi dapat timbul lagi. Mungkin disertai pula gagasan bunuh diri, gangguan tidur, dan sebagainya.
Pasien HIV/AIDS memiliki kebutuhan-kebutuhan khusus yang perlu dipertimbangkan dengan menetapkan tujuan terapi sebagai berikut:
  1. Membantu pasien mempertahankan kontrol akan hidupnya dan membantu mereka menemukan mekanisme pertahanan yang sehat, termasuk sikap yang selalu positif dalam menghadapi begitu banyak tantangan dan stres dalam perjalanan penyakitnya.
  2. Membantu pasien menghadapi perasaan bersalah, penyangkalan, panik, dan putus asa.
  3. Bekerja bersama pasien menciptakan perasaan self-respect (menghormati diri sendiri) dan menyelesaikan konflik mereka jika ada (misalnya homoseksualitas, penggunaan obat-obat terlarang, dan sebagainya).
  4. Membantu mereka berkomunikasi dengan keluarga, pasangan hidup dan teman-teman mengenai penyakit mereka dan rasa takut akan penolakan serta ditinggalkan. Juga membantu mereka membina hubungan interpersonal yang memuaskan.
  5. Membantu mereka membangun strategi untuk berhadapan dengan krisis nyata yang mungkin terjadi, baik dalam kesehatan maupun sosioekonomi, dan hal-hal dalam kehidupan lainnya.

Anak Manja dan Cara Mengatasi

Anak manja mungkin menjadi beban pikiran bagi sebagian orangtua. Bahkan kadanga orangtua akan dibuat bingung dengan setiap tingkah laku dan kemauan anak. Ada beberapa orangtua yang kadang menuruti semua keinginan anak, tetapi ada kalanya mereka juga akan kewalahan menghadapi anak mereka.
Apakah anak anda tergolong anak-anak yang manja? Ada beberapa tanda yang terlihat pada anak, terutama bila orangtua terlalu memanjakannya. Berikut adalah beberapa ciri seperti apa anak yang manja itu dan bagaimana mengatasi anak manja.
  1. Anak  tidak tahu batasan (misalnya memaksa meminta sesuatu untuk hal-hal yang tidak  ia butuhkan, melanggar berbagai aturan yang telah ditetapkan).
  2. Sering  merengek, dan mudah menangis.
  3. Perilaku  yang selalu tergantung pada orang lain, dan mengharapkan bantuan orang lain  untuk mengerjakan hal-hal yang seharusnya sudah dapat ia kerjakan sendiri  (misalnya minta tolong untuk memakai sepatu/mengambil tas pada anak usia 7  tahun).
  4. Mudah merajuk kalau kemauannya tidak terpenuhi,  karena tidak biasa dengan proses (biasanya ortu langsung memberikan apa yang  dia minta).
  5. Mau menang sendiri, sulit untuk mengalah.
  6. Daya juang (endurance) rendah.
Beberapa  prinsip pengasuhan untuk mengatasi anak manja, sehingga diharapkan perilakunya akan berubah.
  1. Buat  aturan yang jelas untuk anak. Misalnya ada waktu untuk tidur, makan, main,  makanan yang boleh/tidak boleh dimakan anak dan aturan-aturan lain. Namun  demikian tetap ada fleksibilitas, misalnya karena hari ini anak dan orangtua  terlalu lelah, karena baru saja pulang dari berlibur di luar kota, malam ini semua tidur lebih cepat.
  2. Anak boleh memilih, namun pastikan bahwa pilihan tersebut memang sesuai  untuknya. Misalnya, bukan memberi pilihan untuk tidur siang atau tidak, karena  anak pasti akan menjawab tidak. Namun pilihan untuk tidur siang atau tidur-tiduran di kamar sambil membaca buku.
  3. Terlalu banyak larangan akan menyebabkan anak tidak percaya diri dan takut  untuk mengeksplorasi lingkungan.
  4. Aturan harus konsisten, jangan menyerah pada rengekan anak. Orangtua harus  bersikap tegas terhadap aturan yang telah dibuat.
  5. Konsekuensi terhadap pelanggaran aturan harus diberikan sesegera mungkin.
  6. Beri penghargaan atas setiap keberhasilan anak dan jika anak bersabar atas  larangan orangtua.
  7. Biarkan anak bereksplorasi (terutama usia toddler), namun pastikan bahwa lingkungan aman untuk anak (tak ada  ujung meja yang tajam, saklar listrik telah ditutup, dan sebagainya).
  8. Dorong anak untuk melakukan sesuatu sendiri sesuai tahap usianya. Misalnya  membuka celana sendiri untuk anak usai 3 tahun, menyiapkan keperluan sekolah  sendiri untuk anak 7 tahun. Beri tanggung jawab pada anak sesuai dengan usianya.