Minggu, 03 April 2011

Kepribadian yang Sehat

I. Kepribadian sehat ditinjau dari aliran psikoanalisa, behafioristik, dan humanistic
1. Teori Psikologianalisa
Orang yang pertama kali berusaha merumuskan psikologi manusia dengan memperhatikan struktur jiwa manusia adalah Sigmund freud. Menurut freud, prilaku manusia merupakan hasil interaksi tiga subsistem dalam kepribadian manusia yang ia sebut denga id, ego, superego ( heru basuki 2008, 12 – 31; Sumadi Suryabrata: 2003, 34 )
Id adalah kepribadian yang menyimpan dorongan – dorongan biologis manusia atau di sebut juga pusat insting.
Ego berfungsi menjembatani tuntutan – tuntutan id dengan realitas di dunia luar. Ego adalah mediator antara hasrat – hasrat hewani dan tuntutan rasional dan realistic.
Superego adalah “ polisi kepribadian “ yang mewakili dunia ideal. Superego adalah hati nurani yang merupakan internalisasi dari norma – norma social dan cultural masyarakatnya.

2. Teori behavioralisme
Behavioralisme lahir sebagai reaksi terhadap intropeksionisme ( yang menganalisis jiwa manusia berdasarkan laporan – laporan subjektif ) dan juga psikoanalisia yang berbicara tentang alam bawah sadar yang tidak tampak. Sebenarnya pemikiran behaviorisme sudah di kenal oleh Aristoteles. Kemudian john locke meminjam konsep ini yang di kenal sebagai kaum empirisme. Menurut mereka, pada waktu lahir, manusia tidak mempunyai warna mental. Warna ini didapat dari pengalaman. Pengalaman adalah jalan satu – satunya kearah penguasaan pengetahuan. Aliran ini juga diprakarsai oleh John B. Watson. Dalam teori ini menyatakan bahwa subjek psikologi dibatasi pada studi mengenai perilaku dan kegiatan – kegiatan manusia dan binatang yang dapat di observasi dan menolak bahwa pikiran sebagai subjek psikologi.

3. Teori humanistic
Psikologi humanistic di anggap sebagai revolusi ketiga dalam psikologi. Revolusi pertama dan kedua adalah psikoanalisis dan behavioralisme. Psikologi humanistic mengambil banyak dari psikoanalisis neofreudian seperti Adler, dan Jung, serta banyak mengambil pemikiran dari fenomenologi dan eksistensialisme ( Alwisol, 2008: 22 )
Menurut Alfred Schultz, tokoh fenomenologi, pengalaman subjektif ini dikomunikasikan oleh factor social dalam proses intersubjektivitas. Intersubjektivitas di ungkapkan pada eksistensialisme dalam tema dialog, pertemuan, hubungan diri dengan orang lain.

II. Pendapat allport tentang kesehatan mental
Allport percaya bahwa orang-orang yang matang dan sehat tidak dikuasai oleh kekuatan-kekuatan tak sadar (kekuatan yang tidak dapat dilihat dan dipengaruhi). Orang-orang yang sehat tidak didorong oleh konflik-konflik tidak sadar . individu yang sehat berfungsi pada tingkat rasional dan sadar, menyadari sepenuhnya
kekuatan yang membimbing dia dan dapat mengontrol kekuatan itu
juga. Manusia didorong untuk mereduksikan tegangan-tegangan, menjaga supaya tegangan-tegangan berada pada tingkat yang paling rendah dan menjaga satu keadaan keseimbangan homeostatis internal atau “homeostatis”. Manusia yang sehat memiliki kebutuhan akan sensasi-sensasi dan tantangan-tantangan yang bervariasi. Orang yang sehat didorong ke depan oleh suatu visi masa depan, dan visi itu menyatukan kepribadiannya dan membawa orang itu ke tingkat stress yang lebih
tinggi. Menurut Allport, kebahagiaan bukanlah suatu tujuan dalam diri, tetapi hasil sampingan dari integrasi kepribadian dalam mengejar aspirasi dan tujuan. Tujuan-tujuan yang dicita-ditakan oleh orang yang sehat pada hakikatnya tidak dapat dicapai. Orang-orang yang matang dan sehat tidak puas apabila dalam melakukan sesuatu hanya dalam taraf sedang atau memadai, mereka baru merasa puas apabila melakukan sesuatu dengan kemampuan maksimal mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar